LULUSAN DOKTOR FKM UNAIR EKSPLORASI PERSPEKTIF BUDAYA MASYARAKAT MASSENREMPULU MENGENAI STUNTING

0

Program Studi Doktor Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga baru saja meluluskan doktor ke 194 pada Ujian Doktor Terbuka, Hari Selasa (26/03/2019) atas nama Agustian Ipa. Lulusan doktor kali ini mengambil judul disertasi “ ’Stunting’ Menurut Perspektif Masyarakat Massenrempulu Sulawesi Selatan”.

“Permasalahan Stunting menjadi salah satu permasalahan gizi yang masih banyak terjadi di Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas, Sulawesi Selatan merupakan peringkat keempat terstinggi kejadian Stunting di Indonesia,dimana prevalensi kejadian berkisar 46%. Penyebab adanya Stunting ini bersifat multifaktorial, dimana faktor sosial budaya menjadi faktor penting dalam pembentukan pola pengasuhan balita. Oleh karena itu, perlu adanya intervensi kajian mendalam untuk mengkaji perspektif Stuntung pada Masyarakat.”, tutur Agustian Ipa dalam menjelaskan latar belakang disertasinya.

Doktor Agustian yang saat ini menjabat sebagai Direktur di Poltekkes Makassar. Selain itu, beliau juga merupakan alumni di Program Magister di Universitas Gajah Mada. Selain, melakukan penelitian disertasi, Dr. Agustian juga berhasil membuat beberapa karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah, baik nasional maupun internasional bereputasi.

Hasil penelitian disertasi menunjukkan bahwa Faktor Budaya Masyarakat Massenrempulu membentuk pandangan yang melekat dalam perawatan kehamilan, dan pola asuh balita. Selain itu, food ideology masyarakat yang cenderung percaya pada bahan makanan alami yang diturunkan dari generasi sebelumnya sebagai media pengobatan. Sementara itu, Nene’ Sando atau Dukun pada masyarakat sekitar memiliki peranan penting dalam pemberian pengobtan, dan perawatan kehamilan yang berlaku di masyarakat.

Faktor Budaya yang diturunkan secara turun temurun, serta tingginya peran Dukun menjadi faktor utama dalam pembentukan perilaku perawatan kehamilan dan pola asuh balita yang mengarah pada kejadian Stunting. Hal ini juga diperkuat dengan food taboo, dan Food Ideology yang berpengaruh pada kurangnya konsumsi gizi yang cukup. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan sosial dan rekayasa sosial untuk bisa merubah pola pikir masyarakat khususnya ibu balita.

Harapan Dr. Agustian, kedepannya dapat membangun suatu integrasi yang bersifat multisektoral untuk memberikan promosi kesehatan di masyarakat terkait Stunting. Selain itu, juga adanya peran tenaga kesehatan secara aktif untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat serta pemberdayaan pada Nene’ sando sebagai agent of change.

Reporter : Fathiyah Rahmah

Leave a Reply