Efek Suplementasi Selenium Dalam Multimikronutrien (MMN) Sejak Periode Prakonsepsi Terhadap Kadar Selenium, MDA, GPX Dan Rasio SFLIT-1/PLGF Untuk Deteksi Dini Resiko Preeklampsia

0

Program Studi Doktor Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga telah meluluskan doktor ke 184 pada Ujian Doktor Terbuka yang diselenggarakan pada Hari Selasa, 25 September 2018 atas nama Yustiyanty Monoarfa, S.P., M.Kes. Judul disertasi pada Ujian Doktor Terbuka kali ini adalah “Efek Suplementasi Selenium Dalam Multimikronutrien (MMN) Sejak Periode Prakonsepsi Terhadap Kadar Selenium, MDA, GPX Dan Rasio SFLIT-1/PLGF Untuk Deteksi Dini Resiko Preeklampsia”.Pada latar belakang disertasi Dr. Yustiyanty Monoarfa  menyebutkan bahwa angka kematian ibu di Indonesia saat ini meningkat menjadi 359/100.000 dari target yang diharapkan 102/100.000 pada tahun 2015 (Statistik Indonesia, 2012). Dan saat ini penyebab terbesar saat ini adalah preeklampsia/eklampsia.

Dr. Yustiyanty Monoarfa merupakan staff di Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, yang sebelumnya juga telah menempuh pendidikan Magister Gizi Masyarakat di Universitas Hasanuddin Makassar. Dr. Yustiyanty Monoarfa juga berhasil membuat beberapa artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal international. Beliau juga telah mengikuti pertemuan ilmiah di berbagai negara.

Temuan ilmiah baru dari disertasi Dr. Yustiyanty Monoarfa ada 5 poin, yang pertama penggunaan suplemen selenium dalam sediaan multimikronutrien (MMN) mendukung pencegahan meningkatnya rasio sFlt-1/P1GF sebagai prediktor preeklampsia sejak dini. Kedua, pemberian suplementasi selenium dalam sediaan MMN sejak periode prakonsepsi memberi pengaruh terhadap aktifitas GPx di minggu ke-12 dan ke 20 kehamilan yang berdampak terhadap menurunnya konsentrasi MDA sebagai marker stress oksidatif yang berperan terhadap menurunnya rasio sFlt-1/PIGF sebagai marker penanda preeklampsi sejak dini.

Ketiga, kadar selenium, GPx dan MDA pada minggu ke-12 dan ke-20 kehamilan berpeluang digunakan sebagai indikator dini terhadap deteksi preeklampsia, dan pemberian selenium dalam sediaan MMN cenderung meningkatkan kadar selenium dan GPx serta mencegah peningkatan kadar MDA dan rasio sFlt-1/PIGF. Keempat, intervensi selenium dalam MMN memberikan efek sinergis mencegah tingginya rasio sFlt-1/PIGF sehingga dapat mendeteksi risiko preeklampsia sejak dini. Dan poin kelima, dan dalam aspek program penelitian tersebut menghasilkan model pelayanan prakonsepsi yang melibatkan lintas sektor dengan dibuatnya Nota Kesepahaman antara Dinas Kesehatan, Dinas Catatan Sipil dan Kantor Departemen Agama untuk Program Pelayanan Prakonsepsi Terpadu yang bisa direplikasi pelaksanaannya baik secara lokal maupun nasional dalam upaya mendukung Program Penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan.

Harapan Dr. Yustiyanty Monoarfa supaya Model Pelayanan Prakonsepsi Terpadu dengan Nota Kesepahaman antara Dinas Kesehatan, Dinas Catatan Sipil dan Kantor Departemen Agama untuk dapat diterapkan pelaksanaannya baik secara lokal maupun nasional dalam mendukung Program Penyelamatan 1000 Hari Pertama Kehidupan terutama dalam upaya menurunkan prevalensi preeklampsia sebagai penyebab kematian ibu di Indonesia.

Reporter: Laila Nurayati

Leave a Reply