Lulusan Doktor FKM Universitas Airlangga Ciptakan Kartu Indeks Pengendalian Jumlah Kejadian ISPA dan Diare pada Bayi

0

Ujian Doktor Terbuka telah dilaksanakan oleh Program Doktor Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga pada tanggal 06 Agustus 2018 dengan promovendusnya adalah atas nama Dr. Mahpolah, M.Kes. Doktor Mahpolah adalah lulusan ke 179 dari Program Studi Doktor FKM Unair yang berhasil menyelesaikan studi doktoralnya dengan predikat “Sangat Memuaskan”.

Temuan baru dari disertasi berjudul “Pengembangan Model Regresi Poisson Bivariat (RPB) Menggunakan Estimasi Generalized Method of Moment (GMM) Kejadian ISPA dan Diare dengan Faktor Risikonya pada Bayi di Puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan” adalah Kartu Indeks pengendalian jumlah kejadian ISPA dan Diare pada bayi berdasarkan nilai estimasi parameter model regresi poisson bivariat dengan menggunakan pendekatan metode GMM jumlah kejadian ISPA dan diare dengan faktor prediktornya pada bayi di Puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan.

Variabel yang dimasukkan dalam Kartu Indeks ini sejumlah 9 poin, diantaranya adalah persentase pemberian ASI non eksklusif, persentase berat badan lahir rendah, persentase jumlah balita kurang dari 2, persentase status gizi normal, persentase pendidikan ibu SMA ke atas, persentase status ekonomi cukup (UMP ke atas), dan persentase kepadatan hunian. Serta persentase keberadaan perokok anggota keluarga dalam rumah dan persentase imunisasi tidak lengkap. Kemudian setiap variabel memiliki pemeringkatan skor mulai dari 1 sampai 9 yang penentuannya berdasarkan nilai indeks. Nilai indeks diperoleh dari rata-rata jumlah kejadian ISPA (1,00734) dan diare (1,04341) dibagi masing nilai estimasi dan dikali 100.

Kartu Indeks hasil karya Doktor Mahpolah yang merupakan Direktur Politekkes Kemenkes  Banjarmasin dapat dimanfaatkan di tingkat Puskesmas ataupun Dinas Kesehatan yang mempunyai data hasil pencapaian program atau kegiatan pelayanan kesehatan pada periode tertentu. Misal data hasil kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas satu tahun dimasukkan dalam Kartu Indeks maka akan diketahui wilayah puskesmas tersebut akan berisiko tinggi, sedang, atau rendah. Sehingga dapat diantisipasi untuk dilakukan pencegahan terkait kejadian ISPA dan diare di waktu yang akan datang.

“Model ini merupakan sebuah pengembangan model yang terbaik”, puji Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si sebagai Ko-Promotor II saat penyampaian testimoni setelah Ujian Doktor Terbuka. Doktor Mahpolah sempat mengalami kesulitan dalam pencarian data sekunder karena belum lengkapnya data yang didapat dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan sehingga diperlukan waktu yang cukup untuk mendatangi dinas kesehatan kabupaten/kota dan puskesmas. Walaupun begitu, Doktor Mahpolah berhasil menyelesaikan studi doktoral dengan dukungan dari keluarga besar dan seluruh dosen yang menjadi pembimbing selama menempuh pendidikan di Program Doktoral Ilmu Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga.

Leave a Reply