“Penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013. Rendahnya perilaku deteksi dini kanker serviks di Kota Kediri tahun 2014 yaitu pemeriksaan IVA (0,6%) sedangkan target deteksi dini kanker serviks Kota Kediri seharusnya 10%”, tutur Eko Winarti, yang merupakan lulusan Magister (S2) FKM Universitas Gadjah Mada, menjelaskan latar belakang disertasinya.
Dr. Eko merupakan dosen di Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kadiri, dan bertempat tinggal di Kediri. Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Program Studi Bidan Pendidik D-IV Universitas Kadiri selama 9 tahun.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa berbagai jenis trigger dalam pelaksanaan deteksi dini kanker serviks metode IVA yaitu berupa informasi tentang kanker serviks dan deteksi dini kanker serviks dari televisi, rekomendasi dari dokter, rekomendasi dari bidan, anjuran teman, pernah melihat wanita yang terkena kanker leher rahim, membaca buku/leaflet.
Pendekatan trigger terbukti efektif dalam meningkatkan pelaksanaan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Hal ini menjadi suatu temuan ilmiah baru yang dihasilkan oleh lulusan prodi Ilmu Kesehatan yang diharapkan dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu kesehatan.
Selain melakukan penelitian disertasi, Dr. Eko juga berhasil membuat produk buku saku yang berjudul ‘Upaya Pencegahan Kanker Leher Rahim’. Bukan hanya itu, Dr. Eko juga membuat Modul Pemicuan Pelaksanaan Pemeriksaan IVA (P3I) untuk Deteksi Dini Kanker Leher Rahim bagi Tenaga Kesehatan.
Harapan Dr. Eko, hendaknya Dinas Kesehatan atau Puskesmas dapat mengaplikasikan pengembangan model berbasis trigger, supaya dapat mendorong wanita agar sadar dan mau melaksanakan deteksi dini kanker serviks. Bagi tenaga kesehatan, hendaknya dapat memberi pendidikan kesehatan dengan menekankan pada pemahaman wanita tentang history of disease dari kanker serviks, juga alasan dan manfaat dari pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode IVA.
Reporter: Zulfia Husnia
Editor: Ilham A. Ridlo