LULUSAN DOKTOR FKM UNAIR TEMUKAN PENGARUH LOGAM BERAT TERHADAP GANGGUAN NEURODEVELOPMENTAL

0

Program Studi Doktor Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga baru saja meluluskan doktor ke 187 pada Ujian Doktor Terbuka, Hari Rabu (12/12/18) atas nama Yunias Setiawati. Lulusan doktor kali ini mengambil judul disertasi “Faktor Logam Berat Plumbum, Trace Element Zinc, Serotonin, serta Perilaku Ibu Kandung Berpengaruh Terhadap Keparahan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)”.

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) merupakan gangguan neurodevelopmental yang paling sering dijumpai dengan gejala hiperaktivitas yang lebih berat. Prevalensi kejadian di Dunia berkisar antara 3-7% dari populasi anak sekolah dasar. Penyebab adanya gangguan ini bersifat multifaktorial, dimana tingginya kadar plumbum,defisiensi serotonin, diduga menjadi penyebab terjadinya ADHD, di samping faktor Psikososial, maupun faktor perilaku anak. Oleh karena itu, perlu adanya intervensi kajian mendalam untuk membuktikan hal tersebut.”, tutur Yunias Setiawati dalam menjelaskan latar belakang disertasinya.

Doktor Yunias merupakan salah satu dokter sekaligus dosen di Departemen Ilmu Kedokteran Jiwa, FK Unair yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Program Studi Subspesialis Psikiatri Anak dan Remaja FK Unair. Selain melakukan penelitian disertasi, Dr. Yunias juga berhasil membuat beberapa karya ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah internasional bereputasi.

Hasil penelitian disertasi menunjukkan bahwa Faktor Logam berat Plumbum berkontribusi terhadap keparahan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Selain itu, kadar zinc juga berpengaruh terhadap kadar serotonin, dimana responden dengan ADHD memiliki trace element Zinc yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden non ADHD. Sementara itu, faktor perilaku anak, dan perilaku ibu tidak berpengaruh terhadap keparahan ADHD.

Faktor Logam Berat Plumbum, Trace element zinc, dan kadar serotonin terbukti berpengaruh terhadap keparahan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Hal ini menunjukkan adanya pencemaran lingkungan di sekitar permukiman penduduk yang menyebabkan tingginya manifestasi klinis akibat penurunan derajat intelektual dan gangguan fungsi motorik. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian lebih yang berkaitan dengan kehidupan dan kecerdasan anak.

Harapan Dr. Yunias, kedepannya dapat memberikan wawasan bagi orang tua dan guru untuk melakukan deteksi dini kejadian serta meningkatkan kewaspadaan terkait kejadian Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) terutama pada anak-anak.

Reporter : Fathiyah Rahmah

Leave a Reply